Orang-orang tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air sungai temberan. Simon cos sangat kesal karena ultimatumnya tidak berhasil. Rakyat tegalrejo berduyung-duyung membawa senjata mereka dan menyatakan setia kepada pangeran diponegoro dan mendukung penuh
Perang Tondano merupakan perang yang terjadi pada 1808-1809 yang melibatkan orang Minahasa di Sulawesi Utara dan pemerintah kolonial Belanda. Perang ini terjadi akibat penerapan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda oleh para pejabatnya di Minahasa, terutama upaya mobilisasi pemuda untuk dilatih menjadi tentara. Kedatangan Belanda di Minahasa pada mulanya disambut gembira oleh penduduk, karena mengharapkan bantuan dalam menghadapi peperangan dengan Spanyol dan ancaman gangguan keamanan perampok-perampok dari Minandanao Filipina. Alasannya sesungguhnya kedatangan Belanda di Minahasa adalah untuk kepentingan kekuasaan dalam memperoleh monopoli perdagangan dan usaha untuk menjalankan pemerintah/penjajahan.. Belanda mendirikan benteng di Pelabuhan Wenang/Manado yang diberi nama Nederlandsche Vasticheijt atau dikenal dengan nama Fort-Amsterdam. Benteng ini dijadikan pusat pemerintahan pertahanan dan perdagangan Belanda di Minahasa. Sejak adanya benteng tersebut, Belanda mulai menguasai perdagangan di Minahasa dan mengharuskan penjualan beras kepada pedagang-pedagang Belanda, Cara pemaksaan ini sama sekali tidak disenangi oleh Walak Tondano, sehingga menimbulkan kebencian mereka terhadap saat itu lahirlah kebencian orang Minahasa, khususnya Orang Tondano terhadap Belanda. Dikemukakan bahwa perang berlangsung selama beberapa kali. A. Perang Tondano I Sekalipun hanya berlangsung sekitar satu tahun Perang Tonando dikenal dalam dua tahap. Perang Tonando I terjadi pada masa kekuasaan VOC. Pada saat datangnya bangsa Barat orang-orang Spanyol sudah sampai di tanah Minahasa Tondano Sulawesi Utara. Orang-orang Spanyol di samping berdagang juga menyebarkan agama Kristen. Tokoh yang berjasa dalam penyebaran agama Kristen di tanah Minahasa adalah Fransiscus Xaverius. Hubungan dagang orang Minahasa dan Spanyol terus berkembang. Mulai abad XVII hubungan dagang antara keduanya mulai terganggu dengan kehadiran para pedagang VOC. Waktu itu VOC telah berhasil menanamkan pengaruhnya di Ternate. Bahkan Gubernur Terante Simon Cos mendapatkan kepercayaan dari Batavia untuk membebaskan Minahasa dari pengaruh Spanyol. Para pedagang Spanyol dan juga Makasar yang bebas berdagang mulai tersingkir karena ulah VOC. Apalagi waktu itu Spanyol harus meninggalkan Kepulauan Indonesia untuk menuju Filipina VOC berusaha memaksakan kehendak agar orang-orang Minahasa menjual berasnya kepada VOC. Untuk melemahkan orang orang Minahasa, VOC membendung Sungai Temberan sehingga menggenangi tempat tinggal rakyat dan para pejuang Minahasa. Orang-orang Minahasa kemudian memindahkan tempat tinggalnya di Danau Tondano dengan rumah-rumah apung. Pasukan VOC kemudian mengepung kekuatan orang-orang Minahasa yang berpusat di Danau Tondano. Simon Cos kemudian memberikan ultimatum yang isinya antara lain 1 Orang-orang Tondano harus menyerahkan para tokoh pemberontak kepada VOC, 2 orang-orang Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Ternyata rakyat Tondano bergeming dengan ultimatum VOC tersebut dan akhirnya Pasukan VOC akhirnya ditarik mundur ke Manado. Setelah itu rakyat Tondano menghadapi masalah dengan hasil pertanian yang menumpuk, tidak ada yang membeli. Dengan terpaksa mereka kemudian mendekati VOC untuk membeli hasil-hasil pertaniannya. Dengan demikian terbukalah tanah Minahasa oleh VOC. Berakhirlah Perang Tondano I. Orang-orang Minahasa itu kemudian memindahkan perkampungannya di Danau Tondano ke perkampungan baru di daratan yang diberi nama Minawanua ibu negeri. B. Perang Tondano II Perang Tondano II terjadi ketika masa pemerintahan kolonial Belanda. Perang ini dilatarbelakangi oleh kebijakan Gubernur Jenderal Daendels. Daendels memerlukan pasukan dalam jumlah besar dengan cara merekrut pasukan dari kalangan pribumi. Atas perintah Daendels melalui Kapten Hartingh, Residen Manado Prediger segera mengumpulkan para ukung Ukung adalah pemimpin dalam suatu wilayah walak atau daerah setingkat distrik. Ternyata orang-orang Minahasa umumnya tidak setuju dengan program Daendels untuk merekrut pemuda-pemuda Minahasa sebagai pasukan kolonial. Salah seorang pemimpin perlawanan itu adalah Ukung Lonto. Ia menegaskan rakyat Minahasa harus melawan kolonial Belanda. Gubernur Prediger mengirim pasukan untuk menyerang pertahanan orang-orang Minahasa di Tondano, Minawanua. Belanda kembali menerapkan strategi dengan membendung Sungai Temberan. Prediger juga membentuk dua pasukan tangguh. Pasukan yang satu dipersiapkan menyerang dari Danau Tondano dan pasukan yang lain menyerang Minawanua dari darat. Tanggal 23 Oktober 1808 pertempuran mulai berkobar. Pasukan Belanda bisa menerobos pertahanan orang-orang Minahasa di Minawanua. Pagi hari tanggal 24 Oktober 1808 pasukan Belanda dari darat membombardir kampung pertahanan Minawanua. Serangan terus dilakukan Belanda sehingga kampung itu seperti tidak ada lagi kehidupan. Tiba-tiba dari perkampungan itu orang-orang Tondano muncul dan menyerang dengan hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan dari pihak Belanda. Pasukan Belanda terpaksa ditarik mundur. Perang Tondano II berlangsung cukup lama, bahkan sampai agustus 1809. Dalam suasana kepenatan dan kekurangan makanan mulai ada kelompok pejuang yang memihak kepada Belanda. Namun dengan kekuatan yang ada para pejuang Tondano terus memberikan perlawanan. Akhirnya pada tanggal 4-5 Agustus 1809 Benteng pertahanan Moraya milik para pejuang hancur bersama rakyat yang berusaha mempertahankan. Para pejuang itu memilih mati dari pada menyerah.
PerangTondano II terjadi ketika memasuki abad ke-19, yakni pada abad ke-19, yakni pada masa kolonial Belanda. Pada masa pemerintahan inggris di bawah raffles keadaan Maluku relatif lebih tenang karena Inggris bersedia membayar hasil bumi rakyat maluku. Kegiatan kerja rodi mulai di kurangi. harus membayar ganti rugi dari
Persoalan Ganti Rugi 15 December 2022 215x Konsultasi, Rakyat Tondano Harus Membayar Ganti Rugi menyediakan layanan konsultasi hukum online, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain guna kepentingan hukum klien di dalam maupun di luar pengadilan. Fokus praktek kami Penanganan Kasus Pidana, Perdata dan Tata Usaha Negara. Sejak... Selengkapnya Dalamtuntutan, Bowo juga diharuskan membayar ganti rugi Rp52 juta. Namun, hukuman dimentahkan hakim karena tak berkaitan dengan dakwaan suap atau gratifikasi. Permohonan status justice collaborator (JC) Bowo juga tak dikabulkan hakim. Hakim menilai, permohonan Bowo tak bersesuaian Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA). Perang Tondano“Perang Tondano yang terjadi pada 1808-1809 adalah perang yang melibatkan orang Minahasa di Sulawesi Utara dan pemerintah kolonial Belanda pada permulaan abad XIX. Perang pada permulaan abad XIX ini terjadi akibat dari implementasi politik pemerintah kolonial Hindia Belanda oleh para pejabatnya di Minahasa, terutama upaya mobilisasi pemuda untuk dilatih menjadi tentara “ Taufik Abdullah dan Lapian, 2012375a Perang Tondano I 1808Sekalipun hanya berlangsung sekitar satu tahun Perang Tondano terjadi dalam dua tahap. Perang Tondano I terjadi pada masa kekuasaan VOC. Padasaat datangnya bangsa Barat, orang-orang Spanyol sudah sampai di tanah Minahasa Tondano Sulawesi Utara. Orang-orang Spanyol selain berdagang juga menyebarkan agama Kristen. Tokoh yang berjasa dalam penyebaran agama Kristen di tanah Minahasa adalah Fransiscus Xaverius. Hubungan dagang orang Minahasa dan Spanyol terus berkembang. Tetapi mulai abad XVII hubungan dagang antara keduanya mulai terganggu dengan kehadiran para pedagang VOC. Waktu itu VOC telah berhasil menanamkan pengaruhnya di Ternate. Bahkan, Gubernur Terante Simon Cos mendapatkankepercayaan dari Batavia untuk membebaskan Minahasa dari pengaruh Spanyol. Simon Cos kemudian menempatkan kapalnya di Selat Lembeh untuk mengawasi pantai timur Minahasa. Para pedagang Spanyol dan juga Makassar yang bebas berdagang mulai tersingkir karena ulah VOC. Apalagi waktu itu Spanyol harus meninggalkan Kepulauan Indonesia untuk menuju Filipina. VOC berusaha memaksakan kehendak agar orang-orang Minahasa menjual berasnya kepada VOC. Hal ini karena VOC sangat membutuhkan beras untuk melakukan monopoli perdagangan beras di Sulawesi Utara. Orangorang Minahasa menentang usaha monopoli tersebut. Tidak ada pilihan lain bagi VOC kecuali memerangi orang-orang Minahasa. Untuk melemahkan orang- orang Minahasa, VOC membendung Sungai Temberan. Akibatnya aliran sungai meluap dan menggenangi tempat tinggal rakyat dan para pejuang Minahasa. Orang-orang Minahasa kemudian memindahkan tempat tinggalnya di Danau Tondano dengan rumah-rumah apung. Pasukan VOC kemudian mengepung kekuatan orang-orang Minahasa yang berpusat di Danau Tondano. Simon Cos kemudian memberikan ultimatum yang isinya antara lain 1 Orang-orang Tondano harus menyerahkan para tokoh pemberontak kepada VOC, 2 orang-orang Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Ternyata rakyat Tondano bergeming dengan ultimatum VOC tersebut. Simon Cos sangat kesal karena ultimatumnya tidak diperhatikan. Pasukan VOC akhirnya ditarik mundur ke Manado. Setelah itu rakyat Tondano menghadapi masalah dengan hasil pertanian yang menumpuk, tetapi tidak ada yang membeli. Dengan terpaksa mereka kemudian mendekati VOC agar membeli hasilhasil pertaniannya. Dengan demikian, terbukalah tanah Minahasa oleh VOC. Berakhirlah Perang Tondano I. Orang-orang Minahasa kemudian memindahkan perkampungannya di Danau Tondano ke perkampungan baru di daratan yang diberi nama Minawanua ibu negeri.b Perang Tondano II 1809Perang Tondano II sebenarnya sudah terjadi ketika memasuki abad ke-19, yakni pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Perang ini dilatarbelakangi oleh kebijakan Gubernur Jenderal Daendels yang mendapat mandat untuk mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. Daendels memerlukan pasukan dalam jumlah besar. Untuk menambah jumlah pasukan, maka direkrut pasukan dari kalangan pribumi. Mereka yang dipilih adalah dari suku-suku yang memiliki keberanian berperang. Beberapa suku yang dianggap memiliki keberanian adalah orang-orang Madura, Dayak, dan Minahasa. Atas perintah Daendels melalui Kapten Hartingh, Residen Manado Prediger segera mengumpulkan para ukung.Ukung adalah pemimpin dalam suatu wilayah walak atau daerah setingkat distrik. Belanda menargetkan 2000 pasukan Minahasa yang akan dikirim ke Jawa. Ternyata orang-orang Minahasa umumnya tidak setuju dengan program Daendels untuk merekrut pemuda-pemuda Minahasa sebagai pasukan kolonial. Banyak di antara para ukung mulai meninggalkan rumah. Mereka justru ingin mengadakan perlawanan terhadap colonial Belanda. Mereka memusatkan aktivitas perjuangannya di Tondano, Minawanua. Salah seorang pemimpin perlawanan itu adalah Ukung Lonto. Ia menegaskan rakyat Minahasa harus melawan kolonial Belanda sebagai bentuk penolakan terhadap program pengiriman pemuda Minahasa ke Jawa serta menolak kebijakan kolonial yang memaksa agar rakyat menyerahkan beras secara cuma-cuma kepada suasana yang semakin kritis itu tidak ada pilihan lain bagi Residen Prediger kecuali mengirim pasukan untuk menyerang pertahanan orangorang Minahasa di Tondano Minawanua. Belanda kembali menerapkan strategi dengan membendung Sungai Temberan. Prediger juga membentuk dua pasukan tangguh. Satu pasukan dipersiapkan untuk menyerang dari Danau Tondano, sedangkan pasukan yang lain menyerang Minawanua dari darat. Tanggal 23 Oktober 1808 pertempuran mulai berkobar. Pasukan Belanda yang berpusat di Danau Tondano berhasil melakukan serangan dan merusak pagar bambu berduri yang membatasi danau dengan perkampungan Minawanua sehingga menerobos pertahanan orang-orang Minahasa di Minawanua. Walaupun sudah malam para pejuang tetap dengan semangat yang tinggi terus bertahan dan melakukan perlawanan dari rumah ke rumah. Pasukan Belanda merasa kewalahan. Setelah pagi hari tanggal 24 Oktober 1808 pasukan Belanda dari darat membombardir kampung pertahanan Minawanua. Serangan terus dilakukan Belanda sehingga kampung itu seperti tidak ada lagi Prediger mulai mengendorkan serangannya. Tiba-tiba dari perkampungan itu orang-orang Tondano muncul dan menyerang dengan hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan dari pihak Belanda. Pasukan Belanda terpaksa ditarik mundur. Seiring dengan itu Sungai Temberan yang dibendung mulai meluap sehingga mempersulit pasukan Belanda sendiri. Dari jarak jauh Belanda terus menghujani meriam ke Kampung Minawanua,tetapi tentu tidak efektif. Begitu juga serangan yang dari danau tidak mampu mematahkan semangat juang orang-orang Tondano, Minawanua. Bahkan terdengar berita kapal Belanda yang paling besar tenggelam di Tondano II berlangsung cukup lama, bahkan sampai Agustus 1809. Dalam suasana kepenatan dan kekurangan makanan, mulai ada kelompok pejuang yang memihak kepada Belanda. Namun dengan kekuatan yang ada para pejuang Tondano terus memberikan perlawanan. Akhirnya pada tanggal 4-5 Agustus 1809 Benteng pertahanan Moraya milik para pejuang hancur bersama rakyat yang berusaha m empertahankannya. Para pejuang itu memilih mati dari pada menyerah kepada Tondano, usai pemusnahan hunian di atas airBekas Benteng Moraya
PemerintahAustralia harus bertanggung jawab dan membayar ganti rugi karena pencemaran Laut Timor telah merusak biota laut dan merugikan nelayan. Harian Kompas Kompas TV
Daftar isiLatar Belakang Terjadinya Perang Tondano 1Kronologi Perang Tondano 1Tujuan Terjadinya Perang Tondano 1Tokoh dalam Perang Tondano 1Akhir Perang Tondano 1Dampak Perang Tondano 1Pada masa penjajahan Belanda, terjadi banyak sekali perlawanan yang bersifat kedaerahan dari berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut disebabkan sifat Belanda yang serakah dan tamak terhadap sumber daya alam yang ada di Indonesia yang mulai menyadari bahwa Belanda hanya memanfaatkan mereka pun mulai melakukan perlawanan. Dari berbagai wilayah di Indonesia, tidak ada sama sekali yang membenarkan tindakan hal tersebut pun semakin memicu kemarahan masyarakat Minahasa. Adapun beberapa pemaparan mengenai terjadinya perang Tondano perang tondano pertama dipicu dengan berdirinya persekutuan dagang milik Belanda. Yang mana persekutuan dagang tersebut seringkali disebut dengan VOC. Sebelum kehadiran Belanda di Minahasa sudah banyak bangsa bumi dari belahan barat berdatangan ke orang Spanyol adalah orang dari bangsa barat yang pertama kali menginjakkan kakinya di Minahasa, terutama di Tondano, Sulawesi Utara. Dalam kedatangannya itu, bangsa barat tidak hanya bertujuan untuk menjalin hubungan dagang dengan Minahasa. Melainkan beberapa bangsa barat juga menyebarkan keyakinan yang yang disebarkan ialah ajaran agama kristen. Namun, sejak abad ke 22 hubungan dagang yang dijalin oleh Minahasa dengan bangsa barat mulai menemui pertentangan. Yang mana hal tersebut timulakibat kehadiran persekutuan dagang para pedagang VOC ini mulai mengganggu masyarakat Minahasa. Semua berawal saat VOC berhasil untuk mempengaruhi masyarakat yang berada di kawasan Ternate, pada saat itu Belanda memerintahkan Simon Cos yang saat itu menjadi gubernur Ternate untuk mengusir Spanyol dari itu bertujuan untuk melancarkan usaha Belanda dalam memonopoli perdagangan di diusirnya Spanyol nantinya semakin memuluskan langkah melaksanakan mandat yang telah diberikan Belanda, Simon Cos mulai pergi ke Selat Lembeh untuk memasuki pantai Timur dari pedagan Spanyol dan masyarakat Makassar mulai terusik dengan kehadiran VOC ditengah tengah perdagangan mereka. Lambat laun, hubungan perdagangan masyarakat Minahasa dengan pedagang Spanyol yang semula baik baik saja mulai tersingkirkan. Setelah usahanya merusak dan mengusir para pedagan Spanyol di mulai melancarkan niat buruknya. Tanpa basa basi Belanda memaksa masyarakat Minahasa untuk menjual berasnya kepada VOC. Sebab, Belanda mengetahui bahwa Minahasa merupakan produsen beras terbanyak yang ada di Sulawesi adanya potensi tersebut Belanda berusaha untuk memonopoli perdagangan di Minahasa. Namun semua usaha Belanda mengalami penolakan mentah mentah dari para masyarakat untuk dapat melancarkan tujuanya,Belanda tidak punya pilihan lain selain dengan jalur Perang Tondano 1Keputusan belanda untuk melakukan perang dengan masyarakat Minahasa dimulai dengan upaya VOC untuk membendung aliran sungai temberan. Hal itu ditempuh untuk melemahkan mental masyarakat Minahasa. Pembendungan terhadap sungai temberan mengakibatkan aliran sungai hanya itu, aliran sungai juga mulai menggenangi tempat tinggal masyarakat inahasa yang berada di sekitaran aliran sungai. Untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat Minahasa mulai memindahkan tempat tinggal dan barang barang mereka ke danau Tondono dengan rumah rumah VOC pun tidak kehilangan akal, mereka mulai mengepung pusat tempat tinggal masyarakat Minahasa yang ada di Danau Tondono. Selain itu, Simon Cos atas perintah Belanda mengeluarkan sebuah ultimaum yang berisikan mengenai,Keharusan untuk masyarakat Tondano menyerahkan para tokoh pejuangnya yang menyatakan memberontak pada Tondano harus membayar biaya ganti rugi. Yang mana masyarakat Tondano harus menyerahkan 50-60 orang yang akan dijadikan sebagai budak untuk ganti rugi tanaman padi yang ultimatum tersebut tidak terlalu dihiraukan oleh masyarakat Tondano. Kekesalan akibat ultimatum yang tidak dihiraukan, membuat VOC akhirnya memilih menarik mundur pasukannya ke Terjadinya Perang Tondano 1Terjadinya perang Tondano merupakan keputusan Belanda. Yang dalam perang ini, Belanda menginginkan agar masyarakat Minahasa menyerahkan hasil berasnya kepada tersebut ditujukan agar belanda mampu untuk memonopoli perdagangan yang lagi lagi usaha tersebut ditolak oleh masyarakat Tondano. Hal itu dilatarbelakangi oleh tindakan masyarakat Tondano yang menolak keras tindakan monopoli yang dilakukan oleh dalam Perang Tondano 1Dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda, sangat diperlukan peran peran para pejuang perang. Mereka yang rela mengorbankan jiwa raganya untuk menegakkan hak dan martabat wilayahnya, pantas disebut sebagai pahlawan perang. Berikut merupakan tokoh yang berperan dalam perang KamasiLonto Kamasi merupakan kepala walak Tomohon. Yang mana beliau sangat berperan untuk mengarahkan masyarakat Minahasa dalam rangka melakukan perlawanan atas tindakan semena mena ini didasarkan pada tindakan Belanda yang meminta pasokan beras dari masyarakat Minahasa secara cuma masyarakat MinahasaSemua masyarakat Minahasa berpartispasi dalam adanya perang Tondano I. Hal itu didasari atas, permasalahan hubungan dagang yang pertama kali mereka hadapi dengan bangsa yang kita tahu,hubungan dagang yang dibangun oleh masyarkat Minahasa dengan Bangsa barat lainnya tidak pernah mengalami permasalahan. Namun, semua itu berubah sejak kedatangan VOC ditanah Perang Tondano 1Akibat berbagai ulah Belanda, masyarakat Minahasa mulai merasakan kesengsaraan. Yang mana hasil pertanian mereka menumpuk dan tidak ada yang membeli. Dengan semua permasalahan itu, Masyarakat Minahasa dengan sangat terpaksa harus mendekati itu bertujuan agar VOC mau untuk membeli semua hasil pertaniannya. Dengan hal itu pun, membuka peluang pada Belanda untuk menguasai tanah Minahasa. Keputusan masyarakat Minahasa untuk menjalin hubungan perdagangan dengan Belanda, menjadi momen berakhirnya perang Tondano mana, kemudian masyarakat Minahasa memutuskan untuk memindahkan perkampungannya dari danau Tondano menuju perkampungan baru di daerah daratan. Yang seringkali disebut Minawanua atau ibu Perang Tondano 1Meletusnya perang Tondano pertama berdampak besar terhadap hubungan jual beli masyarakat tondano dengan bangsa barat lain. Yang mana setelah VOC memutuskan untuk menarik mundur pasukannya, masyarakat Tondano merasakan kesengasaraan. Semua hasil beras dan perkebunan mereka menumpuk banyak, tanpa ada yang mau dengan permasalahan itu, masyarakat Tondano dengan berat hati mendekati VOC untuk menjalin hubungan dagang bersama. Yang mana dengan keputusan tersebut, masyarakat membuka peluang besar pada VOC untuk menguasai wilayahnya.
MasyarakatTondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak karena rusaknya tanaman padi akibat luapan Sungai Temberan; Akan tetapi, ultimatum tersebut tidak dihiraukan rakyat Minahasa sehingga VOC memilih untuk mundur ke Manado. Pindahnya VOC ke Manado justru membuat Minahasa semakin terpuruk.
Latihan Uji Kompetensi Halaman 152 Soal dan Jawaban Terkait Download Kunci Jawaban Seluruh Buku SMA Paket, Modul, dan LKS Rakyat Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Coba telaah secara kritis ancaman Belanda pada hal yang membendung Sungai Temberan itu Belanda. Bagaimana penilaian kamu tentang sikap Belanda yang demikian. Sikap ini merupakan sikap kolonialisme dan imperialisme yang akan terus berlangsung termasuk sampai sekarang. Berikan contoh! jawaban perlakuaan belanda tidaklah patut ditiru karena sewena-wena menyalahkan rakyat padahal belanda sendiri yang membangun bendungank, seperti yang terjadi pada dunia saat ini. Kerusakan alam yang di timbulkan oleh manusia sendiri malah menyalahkan pemerintahan , bencana banjirpun juga di sebabkan masyarakat tetapi menyalahkan pemerintahan. Rumuskan latar belakang terjadinya perlawanan Pattimura di Saparua? jawaban Perlawanan Patimura di Saparua terjadi karena Tindakan sewenang-wenang Pihak Kolonial Belanda yang menyengsarakan rakyat seperti kerja paksa, penyerahan paksa ikan asing, kopi dan rempah-rempah. Pihak Belanda tidak menghargai jasa rakyat Maluku dalam membuat kapal. Muncul desas desus bahwa para guru akan diberhentikan untuk penghematan, dan para pemuda dijadikan tentara di luar Maluku. Kesengsaraan masyarakat maluku akibat penjajahan Kolonial Belanda Perang Padri fase kedua sebenarnya merupakan salah satu strategi perang Belanda semacam “gencatan senjata” atau “peredaan”. Mengapa demikian, apa tujuan yang ingin diraih Belanda? Jelaskan! jawaban Tujuannya adalah, agar pemerintah kolonial Belanda kesulitan melawan pasukan kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol dan pada saat itu pemerintah kolonial Belanda sedang menghadapi perang besar di Jawa yaitu Perang Diponegoro dari Kesultanan Mataram. Hal ini menyebabkan Belanda perlu memusatkan kekuatan perangnya di Jawa untuk memenangkan Perang Diponegoro. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi winning the heart ? jawaban Adalah strategi Van de Bosch untuk memenangkan hati kaum padri. Strategi tersebut berupa penghapusan pajak di pasar, kemudian para juragan digaji oleh Belanda dan para pegawai juga dibayar oleh Belanda. Belanda berjanji kepada kaum padri bahwa tidak akan perang lagi antara kaum padri dengan VOC. Pangeran Diponegoro memimpin perang dengan berlandaskan pada nilai-nilai kesyukuran dan keimanan. Jelaskan! jawaban Pangeran diponegoro memimpin perang dengan tetap bertumpu pada landasan nilai-nilai kesyukuran dan keimanan adalah karena ia tidak menginginkan timbulnya pertumpahan darah yang merugikan banyak masyarakat. Oleh karena keinginan menghindari kerugian dan pertumpahan darah dari semua pihak inilah maka ketika memimpin perang melawan Belanda dia mengungsikan pengikutnya ke Bukit Selarong. Apa yang dimaksud dengan Benteng Stelsel, bagaimana pelaksanaannya? jawaban Benteng stelsel adalah staretegi perang Belanda yg diterapkan untuk mengalahkan musuh-musuhnya. Untuk pelaksanaanya Setip kawasan yang telah berhasil dikuasai oleh Belanda, akan dibangun benteng pertahanan atau kubu pertahanan, kemudian dari masing-masing kubu tersebut dibangunlah insfratuktur penghubung seperti jalan ataupun jembatan. Apa yang dimaksud Hukum Tawan Karang? Mengapa Belanda menentang Hukum tersebut? jawaban Adalah hak istimewa yang dimiliki raja-raja Bali untuk merampas dan mengambil kapan-kapal yang terdampar di territori mereka. Jelas Belanda tidak setuju, karena Tawan karang dapat merugikan Belanda apabila ada kapal belanda yang terdampar di bali, akan dirampas orang bali. Coba jelaskan secara singkat latar belakang dan sebab-sebab terjadinya Perang Banjar! jawaban Penyebabnya adalah Rakyat Banjar tidak suka dan tidak setuju dengan merajalelanya dalam menguasai perkebunan dan pertambangan yang ada di Kalimantan Selatan. Terlalu ikut campurnya pihak Belanda terhadap urusan kesultanan. Belanda ingin menguasai daerah Kalimantan Selatan karena di daerah tersebut ditemukan pertambangan batubara. Belanda telah merencanakan menghapus jabatan sultan di kerajaan Banjar. Belanda tidak menyetujui pangeran Hidayatullah menjadi sultan Banjar. Setelah mencopot jabatan sultan dari Tamjidullah, Belanda kemudian membubarkan kerajaan Banjar. Rakyat Aceh memiliki semboyan dan doktrin “syahid atau menang” Coba jelaskan makna semboyan itu bagi perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda! jawaban Maknanya adalah rakyat aceh tidak boleh putus asa karena hanya ada 2 pilihan menang atau syahid mati dalam pertempuran yang tujuan dari semboyan ini adalah memotivasi rakyat aceh agar selalu menang melawan belanda. Mengapa Sisingamangaraja XII menentang Kristenisasi yang dilakukan Belanda? jawaban Karena si Singamaraja khawatir jika agama kristen akan menghilangkan tatanan tradisional dan bentuk kesatuan negeri yang telah ada secara turun temurun.

Padatanggal 4-5 Agustus 1809 Benteng pertahanan Moraya milik para pejuang hancur bersama rakyat yang berusaha mempertahankan. Para pejuang itu memilih mati dari pada menyerah. e. orang-orang Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan.

LapindoBrantas Inc harus membayar lunas ganti rugi 388 bidang tanah yang diajukan warga korban semburan lumpur panas. Austin Texas — Juri Texas pada hari Kamis memerintahkan ahli teori konspirasi Alex Jones untuk membayar lebih dari $4 juta — secara signifikan kurang dari $150 juta yang diminta — sebagai ganti rugi kepada orang tua dari seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang tewas dalam pembantaian Sandy Hook, menandai yang pertama waktu host Infowars telah bertanggung jawab secara finansial untuk

Soal: Rakyat Kerajaan Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai gantirugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Coba telaah secara kritis ancaman belanda padahal yg membendung sungai temberan itu belanda. bagĂ imana penilaian kamu tentang sikap belanda yg demikian.

.
  • gtt8g5km5w.pages.dev/633
  • gtt8g5km5w.pages.dev/667
  • gtt8g5km5w.pages.dev/790
  • gtt8g5km5w.pages.dev/692
  • gtt8g5km5w.pages.dev/719
  • gtt8g5km5w.pages.dev/144
  • gtt8g5km5w.pages.dev/317
  • gtt8g5km5w.pages.dev/925
  • gtt8g5km5w.pages.dev/888
  • gtt8g5km5w.pages.dev/264
  • gtt8g5km5w.pages.dev/451
  • gtt8g5km5w.pages.dev/824
  • gtt8g5km5w.pages.dev/887
  • gtt8g5km5w.pages.dev/170
  • gtt8g5km5w.pages.dev/570
  • rakyat tondano harus membayar ganti rugi